Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih Lagi Maha Penyayang
Umrah secara bahasa berarti "mengunjungi" Ka'bah (Rumah Suci Allah) dalam bahasa Arab dan dapat dilakukan oleh siapa saja kapan saja sepanjang tahun.
Jadi, berbeda dengan ibadah Haji yang merupakan ziarah ke Mekkah yang dilakukan setiap tahun selama sepuluh hari pertama bulan Islam Dzulhijjah.
Tata cara melakukan Umrah
Secara umum, tata cara untuk melakukan Umrah adalah sama saja. Rangkaian ibadah dan juga larangan yang ada.
Bergantung pada keinginan seseorang untuk melakukan umrah, maka ada dua jenis umrah: Umrah al-Mufradah (opsional sebelum haji) dan Umrah al-Tutmah (wajib sebelum haji).
Berikut ini adalah empat rukun Umrah al-Mufradah, yang meliputi pelaksanaan rangkaian ibadah dengan syarat dan rukun tertentu.
Ihram dari Miqat - Niat untuk Umrah
Sebelum jemaah ingin memasuki Masjidil Haram (batas Mekah) dan melakukan Umrah, mereka harus mengenakan Ihram untuk melakukan Umrah dan melintasi lima area Miqat yang berbeda di perbatasan Haram:
Dhu al-Khalifa (Abyar Ali) bagi jamaah yang datang dari atau melalui Madinah.
Al-Jawfa (dekat Rabea) adalah untuk peziarah yang datang dari atau melalui Suriah, Maroko atau Mesir.
Karn Al-Manazil (Arus Besar) ditujukan untuk peziarah yang datang dari atau melalui Najd atau Taif.
Yalamlam (Sadia) untuk peziarah yang datang dari atau melalui India, Pakistan atau Yaman dan juga untuk peziarah yang datang dari atau melalui Irak.
Sebelum mengunjungi perbatasan Mekkah, jamaah diharuskan untuk ihram, selain itu, juga berniat untuk Umrah daan dibaca dengan keras.
Untuk mengenakan Ihram, maka Jamaah perlu menjalani beberapa hal sebagai berikut.
Mandi (wajib)
Menggunakan parfum. Tetapi, setelah berniat, tidak boleh menggunakan parfum.
Memotong kuku tangan dan kaki (opsional)
Memotong kumis (opsional)
Mencukur bulu tubuh yang tidak diinginkan (opsional)
Mengenakan pakaian suci dua lembar ihram putih (izar dan rida) untuk pria dan pakaian Islami yang biasa untuk wanita. Pakaian untuk Wanita sebaiknya putih dan tanpa masker atau cadar.
Untuk pria, tidak boleh menggunakan tutup kepala langsung seperti pecis atau topi.
Kemudian, baik pria maupun wanita sebaiknya memakai sendal yang memperlihatkan tulang bagian tengah kaki. Misalnya sandal jepit, jadi, bagian atas kaki tidak tertutup.
Melakukan shalat ihram dua rakaat dengan penutup kepala. Kemudian, mengucapkan niat pada saat miqat mendekat.
Talbiyah diulang saat melintasi Miqat di batas Masjidil Haram hingga awal Tawaf, sebelum menuju Mekkah untuk langkah Umrah selanjutnya.
Tawaf
Selanjutnya, setelah masuk masjidil haram, maka melakukan Tawaf - mengelilingi Ka'bah
Jamaah harus mengelilingi Masjidil Haram, dimulai dan diakhiri di Hajar Aswad, dengan niat tulus untuk mendekati Tuhan. Ibadah dianggap sah hanya jika peziarah membaca doa yang ditentukan di masing-masing dari tujuh putaran.
Peziarah dapat mencium Hajar Aswad jika mereka bisa selama Tawaf. Namun, biasanya pasti tidak bisa. Jadi, hanya melakukan isyarat saja pada saat melewatinya.
Tawaf ini dilaksanakan 7 kali putaran berlawanan dengan arah jarum jam. Sunah yang ada, selama tiga putaran pertama, laki-laki hanya perlu membuat ramal (langkah cepat di pintu masuk Ka'bah), dan empat sisanya diselesaikan dengan berjalan (dengan kecepatan normal) antara al-Rukn al-Yamani dan Hajar Aswad.
Namun, biasanya tidak seperti itu. Karena tempat yang penuh, biasanya jamaah membentuk barisan Bersama – sama untuk tawaf. Tentu dengan kecepatan yang sama dan mempertahankan barisan supaya tidak terpisah.
Putaran terakhir berakhir tepat di tempat putaran pertama dimulai, sehingga peziarah menyelesaikan ketujuh putaran tanpa bergerak atau tertinggal satu langkah atau lebih. Pada saat ini, pria bisa menutupi bahu kanan mereka dengan bagian atas lembaran ihram.
Di akhir Tawaf, maka jemaah dapat pergi ke belakang Maqam Ibrahim (Mimbar Ibrahim) dan melakukan sholat dua rakaat pendek.
Setelah minum Zamzam, para peziarah menuju ke Multazam, bagian dari Ka'bah antara Hajar Aswad dan pintu Ka'bah, untuk berdoa kepada Tuhan dan berdoa.
Sa’i
Sa’i – berjalan 7 kali melewati antara bukit Safa dan Marwah
Sebelumnya, jamaah akan berdoa menghadap Ka'bah dan berdoa dengan doa tertentu. Selanjutnya, akan melaksanakan Sa’I atau berjalan ke bukit al-Marwah. Di sini ada doa tertentu yang perlu dibaca dan melanjutkan perjalanan Kembali ke bukit Marwa.
Ibadah ini berlanjut dengan jamaah meninggalkan Safa menuju Marwa dan kembali ke Safa hingga mereka menyelesaikan total tujuh putaran. Setiap putaran memiliki panjang sekitar 450 meter. Perjalanan ketujuh akan berakhir di bukit Marwah, di mana semua peziarah harus menghadap Ka'bah dan mengulang salat yang sama seperti di Safa.
Setelah ini, maka Anda akan memotong rambut Anda. Kemudian, larangan Ihram akan berakhir pada saat ini.
Setelah ini, biasanya Jamaah akan Kembali ke hotel dan berganti pakaian biasa. Selanjutnya, Jamaah akan beribadah biasa lagi. Misalnya sholat 5 waktu di Masjidil Haram atau membaca Al Quran.