Umrah adalah perjalanan menuju tempat paling suci bagi seorang muslim yaitu Ka'bah di Mekkah. Umrah kita kenal sebagai ziarah kecil, sedangkan haji adalah ziarah utama dan salah satu rukun Islam.
Berbeda dengan haji, umrah adalah perjalanan spiritual sukarela yang dilakukan oleh umat Islam dari segala jenis kelamin, kelompok etnis, warna kulit, kelas sosial atau budaya ketika mengunjungi Kabah.
Umrah dapat dilakukan setiap saat sepanjang tahun. Ibadah Umrah termasuk memasuki ihram, mengelilingi Ka'bah dan juga berjalan antara Safa dan Marwa, dan perjalanan diakhiri dengan mencukur rambut.
Tata cara umroh
Fiqh menjelaskan pelaksanaan ritual umrah, dan jamaah biasanya mengikuti panduan Mutawwif untuk menjalankan ibadah umrah.
Niat
Setiap peziarah harus menyatakan dengan jelas niatnya (niyat) apakah itu umrah atau haji sebelum dia memulai perjalanannya.
Ihram
Ihram adalah keadaan suci yang harus dimasuki oleh setiap peziarah sebelum melintasi batas haji yang dikenal sebagai Miqat, baik secara fisik maupun spiritual.
Jamaah tidak boleh menggunakan wewangian pada tubuh atau pakaian, dan harus bersih ( mandi besar ) sebelum dia mengenakan jubah ihram putih. Untuk wanit, bajunya adalah baju syar’i biasa dan sebaiknya putih. dan kemudian sholat dua rakaat.
Saat menunaikan ibadah haji, pengaturan sering dibuat agar jamaah tetap dalam keadaan ihram saat terbang di atas atau di dekat tempat Miqat (tujuan di mana jamaah memulai ritual haji dan umrah mereka).
Ihram bertujuan untuk menunjukkan kesetaraan semua jamaah tanpa membedakan antara kaya dan miskin, laki-laki dan perempuan di hadapan Tuhan.
Talbiyah adalah doa yang diucapkan saat bepergian ke Mekkah dan mengenakan Ihram. Ini adalah keyakinan bahwa jamaah berniat melakukan umrah hanya untuk Allah. Do aini kita ulangi berulang kali pada saat akan melaksanakan Ibadah Umrah.
Tawaf
Kemudian, adalah melaksanakan Tawaf atau berjalan mengelilingi Kabah. Perjalanan ini sebanyak tujuh kali keliling utara berlawanan arah jarum jam.
Perjalanan dimulai dan berakhir di Batu Hajar Aswad di depan Ka'bah. Selama thawaf, jamaah membaca dzikir apa pun yang ingin mereka ucapkan. Disunnahkan ketika melintasi Hajar Aswad untuk mengulangi doa ini.
Bagi jamaah laki – laki, tiga putaran pertama disunahkan cepat, dan empat putaran sisanya lebih lambat (namun, dalam praktik hari ini, karena jumlah jamaah yang banyak, maka jamaah berjalan bersama dan berjalan lambat).
Di akhir lingkaran ketujuh, jamaah melakukan sholat dua rakaat (doa Islam) di depan Maqam Ibrahim. Ini adalah batu tempat berpijak Nabi Ibrahim pada saat membangun Kembali kabah.
Sa'i
Sai adalah berjalan bolak-balik tujuh kali antara dua bukit yang dikenal sebagai Safa dan Marwa.
Sambil berjalan di antara dua bukit, peziarah mengucapkan doa apa pun yang ingin mereka panjatkan untuk diri sendiri, keluarga, atau orang yang mereka cintai. Setiap Muslim yang berjalan di antara dua bukit menceritakan kisah istri Nabi Ibrahim.
Pada saat itu beliau berlari di antara dua bukit tujuh kali untuk mencari air bagi putranya yang haus. Jadi, Jamaah juga harus berjalan di antara dua titik tersebut sebanyak tujuh kali. Usai salat di Maqam Ibrahim, jamaah juga bisa minum air dari sumur Zamzam yang disalurkan dalam pendingin di seluruh masjid.
Meskipun begitu, kita juga bisa minum air Zam – Zam pada saat Sa’i. Air ini biasanya diletakkan diantara jalur Sa’i.
Dan, sebagai tambahan, air Zam – Zam di Masjid Nabawi hanya tersedia di dalam masjid. Air di luar masjid bukan air Zam – Zam. Meskipun begitu, jamaah yang tidak mengetahuinya tetap meminumya dan menganggapnya air Zam – Zam.