Definisi Sa'i
Secara Bahasa, kata Sa’I tersebut berasal dari kata kerja bahasa Arab Sa'a (Arab: سعى) yang berarti “berjalan”, “berjuang” atau “mengejar”. Secara teknis, ibadah ini adalah berjalan antara Safa dan Marwa dengan syarat tertentu sebanyak tujuh kali.
Sejarah Sa'i
Ibadah Sa’I ini untuk mengingat perjuangan Siti Hajar dalam mencari air bagi putranya Ismail yang baru lahir. Ia berjalan bolak balik di antara kedua bukit tersebut hingga 7 kali.
Siti Hajar, dia mendaki bukit Safa dan Marwa untuk mendapatkan pemandangan yang lebih baik dari daerah itu untuk mencari air atau para pedagang atau orang lain yang melewati tempat tersebut.
Kini, tempat Sa’I ini bukan lagi seperti yang dahulu. Jadi, bukan lagi bukit di gurun yang tandus. Pemerintah Saudi telah membangun tempat ini, yang dekat dengan Masjidil Haram, menjadi tempat yang sudah sangat nyaman.
Tempat ini kini memiliki atap, bahkan, ada pada saat ini, ada kendaraan listrik yang bis akita sewa untuk melakukan Sa’i.
Pada beberapa waktu lalu, yang ada maksimal adalah menyewa kursi roda dan orang untuk mendorongnya untuk melakukan Sa’i. Terutama bagi jamaah yang kurang sehat.
Menurut Ibnu Katsir
Berbeda dengan Tawaf yang memusatkan pikiran kepada Allah, Sa'i melambangkan perjuangan terus-menerus yang kita temui sepanjang hidup kita. Sebagai contoh seperti yang dialami oleh Hajar, yaitu karena Tawakkalnya yang tak tergoyahkan, maka Allah menjawab doanya dan memenuhi keperluannya.
Jadi, kita diharapkan juga mencontoh tawakkal yang seperti ini.Yaitu, tetap berusaha maksimal dengan tetap menyerahkan diri sepenuhnya kepada Allah.
Sa'i harus dilakukan setelah Tawaf
Untuk Jamaah Umrah, maka Sa’I kita lakukan setelah Tawaf di kabah 7 kali.
Jika kita melakukan Haji al-Tamattu, Sa'i harus dilakukan dua kali: sekali setelah Tawaf al-Umrah dan satu lagi setelah Tawaf al-Ziyarah.
Bagi mereka yang melakukan Haji al-Qiran atau Haji al-Ifrad, Sa'i harus dilakukan sekali setelah Tawaf al-Qudum atau Tawaf al-Ziyarah. Jika dilakukan setelah Tawaf al-Qudum saat tiba di Makkah, maka tidak perlu lagi dilakukan setelah Tawaf al-Ziyarah.
Namun, menurut mazhab Hanafi, mereka yang melakukan haji al-Qiran harus melakukan Sa'i dua kali: sekali setelah Tawaf al-Umrah dan sekali lagi setelah Tawaf al-Qudum atau Tawaf al-Ziyarah.
Didahului dengan ihram baik untuk untuk haji atau umrah
Berbeda dengan Tawaf, Sa'i harus didahului dengan ihram baik untuk haji atau umrah. Ini tidak berarti bahwa peziarah harus tetap ihram saat melakukan Sa'i; Jamaah haji dapat melakukan ibadah ini setelah Tawaf al-Ziyarah pada Yawm al-Nahr setelah meninggalkan keadaan Ihram.
Untuk Tawaf, ibadah ini tidak harus didahuli dengan Ihram. Tawaf adalah ibadah mandiri yang bisa kita lakukan dengan baju yang biasa saja. Bahkan dengan baju kantor kita selama sesuai dengan Syariah.
Untuk memulai, kita memulainya dari Bukit Safa. Jika memulai dari Bukit Marwa, maka dianggap batal.
Untuk 7 putaran, maka perhitungannya adalah 1 kali berjalan dari Safa ke Marwa adalah 1. Kemudian, dari Marwa ke Safa adalah 2. Jadi, hanya sekali jalan dan bukan bolak – balik.
Jadi, kita memulai di Bukit Safa, dan berakhir di Bukit Marwa.
Jika selama Sa'i Anda ragu tentang jumlah putaran yang telah Anda selesaikan, maka Anda harus mengambil jumlah putaran terendah yang menurut Anda telah Anda lakukan.
Untuk seluruh rute atau jaraknya, maka harus kita lalui semuanya. Jadi, harus tetap selesai dari ujung ke ujung.
Untuk jaraknya, sekitar 450 meter. Jarak ini akan lebih dari 3 km setelah berputar 7 kali. Jadi, meskipun disunnahkan untuk melakukan Sa'i segera setelah Tawaf, tetapi Anda dapat beristirahat jika perlu.
Jika Anda merasa lelah setelah Tawaf atau kaki Anda pegal, maka Anda dapat beristirahat di paviliun sampai Anda merasa siap. Bagi jamaah yang kurang sehat, terdapat persewaan kursi roda dan pendorongnya sekaligus. Juga, ada persewaan kendaraan listrik seperti motor roda 4 untuk 2 orang.
Kemudian, berbeda dengan Tawaf, Sa’I bisa Anda lakukan pada saat Haid. Untuk Tawaf, kita harus suci seperti pada saat kita menunaikan Sholat.