Berawal dari Niat, InsyaAllah terwujud segalanya

Berawal dari Niat, InsyaAllah terwujud segalanya

Tempat - Tempat dalam Ibadah Haji, Secara Singkat

Kategori : Haji, Ditulis pada : 30 November 2022, 10:52:31

Ada beberapa hal yang dilakukan jamaah Haji dari seluruh dunia pada saat mengunjungi Makkah untuk menjalankan salah satu dari lima rukun Islam. 

Dalam pelaksanan Ibadah Haji ini, maka jamaah akan mengunjungi lokasi yang berbeda di dalam dan sekitar Makkah selama beberapa hari. Lokasi – lokasi ini adalah sesuai urutan dan tuntunan ibadah Haji yang sesuai dengan petunjuk nabi SAW.

Tempat - Tempat dalam Ibadah Haji

1. Miqat

Terdapat beberapa titik Miqat atau untuk memulai niat beribadah Haji. Untuk memulai Miqat, kita wajib berihram dan juga berniat dengan suara yang keras. ( maksudnya, tidak hanya dalam hati saja ).

Sebelumnya, kita juga memenuhi beberapa sunnah dan ketrentuan sebelum mengenakan Ihram. Misalnya, mandi wajib dan sebagainya.

Ada berbagai titik miqat lain yang bervariasi tergantung dari mana Anda memasuki wilayah miqat. Untuk orang Arab yang tinggal di Jeddah tidak harus pergi ke perbatasan tertentu untuk mengenakan ihram.

Mereka bisa memakainya langsung dari rumah mereka karena kota ini terletak di dalam wilayah miqat. Jadi, seperti penduduk Mekkah sendiri.

2. Masjidil Haram:

Masjid ini ketinggiannya 330 meter di atas permukaan laut, ini adalah tempat paling suci dalam Islam dan tempat di mana jemaah harus melakukan umrah sebelum berangkat ke Mina (kecuali jika mereka melakukan Haji Ifrad).

Masjid ini adalah tempat dimana Ka'bah berada dan merupakan arah dimana umat Islam di seluruh dunia sholat dan juga, arah yang disunahkan pada saat berdoa biasa.

Kabah dibangun oleh Nabi Ibrahim (as) dan putranya Nabi Ismail (as). Ini adalah masjid pertama yang dibangun untuk manusia di Bumi.

Itu kemudian dibangun kembali oleh orang Amalek, lalu oleh Jurham, lalu oleh Qusayy ibn Kilaab. Itu dibangun kembali oleh suku Quraisy pada masa Nabi Muhammad (SAW) juga.

3. Mina

Mina terletak 7 km sebelah timur Masjid al-Haram. Di sinilah jemaah Haji bermalan pada tanggal 8, 11, 12 (bahkan ada yang pada tanggal 13) Dzul Hijjah. Di tempat ini terdapat 3 Jamarat, tiga pilar batu yang dilempari oleh jamaah sebagai bagian dari rangkaian Haji.

Arti kata 'Mina' adalah 'mengalir' karena di sinilah darah hewan kurban mengalir saat hari raya Idul Adha. Di sinilah Nabi Ibrahim (AS) diperintahkan oleh Allah untuk mengorbankan putranya sendiri, Nabi Ismail (AS).

Namun pada saat Ismail (AS) sedang dikorbankan, Allah menggantikannya dengan seekor domba, keajaiban Allah. Oleh karena itu, jamaah diminta untuk mengorbankan hewan selama tahun ini dan membagikan dagingnya untuk amal.

Kisah ini mengajarkan umat Islam pentingnya pengorbanan dan bagaimana mendengarkan perintah Allah tidak peduli betapa sulitnya tugas itu.

Ada juga sebuah gua di Mina yang dikenal sebagai 'Gua Mursalaat' karena di sinilah Nabi (SAW) berada ketika Surah Mursalaat diturunkan kepadanya.

4. Arafah

Hari Arafah dianggap sebagai hari terpenting Haji, jika terlewatkan oleh jamaah Haji, dianggap seolah-olah melewatkan seluruh Haji. 

Arafah adalah tempat Adam dan Hawa bertemu kembali ketika mereka diturunkan untuk tinggal di Bumi. Mereka turun di dua tempat berbeda namun akhirnya bisa bertemu kembali di lokasi ini. 

Kata عَرْف atau A'rf juga bisa berarti berarti wewangian, dan karena dataran Arafah adalah tempat turunnya rahmat dan ampunan Allah, tempat itu dapat digambarkan sebagai tempat yang diharumkan dengan wewangian spiritual dan mistik “Arafah”.

Terlebih lagi karena rahmat atau rahmat yang turun pada pertemuan itu, gunung kecil di dataran yang diinginkan banyak jamaah disebut gunung "Rahmah" (rahmat).

Dari Mina, Jamaah akan menuju ke Arafah, begitu mereka mencapai Arafah, mereka mengambil tempat mereka di tempat yang telah ditentukan sebelumnya dan menunggu sampai adzan.

Bagian depan masjid di Arafah sebenarnya berada di luar batas Arafah dan merupakan tempat Nabi Muhammad (SAW) menyampaikan khotbahnya.

Ketika selesai menyampaikan khutbah, Rasulullah SAW memimpin jemaah Haji dalam shalat berjamaah dengan Jama’ Dzuhur dan Ashar, kemudian beliau berpindah ke padang Arafah sampai akhir hari.

Maka ketika mendekati waktu shalat, Imam yang menyampaikan khutbah berdiri mengingatkan jamaah yang berkumpul di Masjid Namira dan sekitarnya dengan apa yang dikenal dengan khutbah Arafah.

Adzan kemudian dikumandangkan, Imam kemudian memimpin jamaah shalat Dhuhur dan Ashar yang dijama dan masing-masing dilakukan dalam satuan dua rakaat dengan satu adzan dan dua Iqamat.

Setelah sholat selesai, jamaah kembali ke tenda masing-masing. Mereka harus tetap berada di dalam batas-batas Arafah yang ditandai dengan papan reklame kuning besar di sekelilingnya.

Jamaah Haji diwajibkan berada di Arafah sampai matahari terbenam. Siapa pun yang meninggalkan tempat ini sebelum matahari terbenam berisiko membatalkan seluruh Hajinya.

Begitu hari berakhir, dan tepat saat matahari terbenam para jamaah mulai kembali ke Mina. Dalam perjalanan mereka ke Mina akan ada satu perhentian untuk bermalam, yaitu Muzdalifah.

5. Muzdalifah

Di sinilah jemaah Haji tiba setelah matahari terbenam dari Arafah pada tanggal 9 Dhul Hijjah (hari kedua Haji).

Selama Haji Wajib untuk melakukan Maghrib dan Isya bersama di Muzdalifah pada waktu Isya. Menginap di Muzdalifah juga wajib. Meskipun kerikil untuk melempar Jamarat dapat dikumpulkan dari mana saja, kebanyakan jamaah mengumpulkannya dari Muzdalifah.

Setelah Kembali ke Mina, maka Jamaah akan melempar Jumrah. Namun, lempar Jumrah untuk ke 3 pilar tidak dilakukan dalam 1 hari.

Chat Dengan Kami
built with : https://erahajj.co.id