Di Arab Saudi hanya ada dua musim, yaitu panas dan dingin. Meski mirip dengan Indonesia, namun ada perbedaan dalam hal kelembapan yang menyebabkan hujan sangat jarang terjadi di Arab.
Dua kota yang pasti ramai dikunjungi jemaah haji asal Indonesia adalah Mekkah dan Madinah yang memiliki sedikit perbedaan suhu karena letak geografisnya. Jika kita sudah mengetahui suhu dan musim di sana, kita bisa menyesuaikan dan mengantisipasinya dengan membawa perlengkapan untuk kenyamanan kita selama berada di Arab Saudi.
Banyak prosedur umrah yang membutuhkan kekuatan fisik, seperti tawaf (mengelilingi Ka'bah) 7 kali dan sai (lari cepat dari Safa ke Marwah) 7 kali. Jarak tawaf sangat bergantung pada kedekatan jamaah dengan Ka'bah yang menjadi pusat lingkaran, dimulai dari jarak sekitar 200 meter (1.400 meter untuk 7 putaran) dan semakin jauh dari Ka'bah semakin jauh jaraknya. Kemudian, jarak Safa ke Marwah sekitar 450 meter, sehingga tujuh kali perjalanan kurang lebih 3,15 kilometer. Jadi, tawaf dan sai adalah total perjalanan setidaknya 4,55 kilometer dengan berjalan kaki.
Kemudian, selain beribadah di Masjidil Haram di Mekkah dan Masjid Nabawi, biasanya ketika para peziarah pergi ke Tanah Suci mereka juga melakukan ziarah ke tempat-tempat lain yang terletak di kota yang berbeda, seperti Masjid Al Aqsa dan Gunung Jabal Nur. Oleh karena itu, kesehatan fisik sangat penting ketika kita berada di Tanah Suci.
Jika kita sudah mengetahui gambaran kondisi suhu, musim di Tanah Suci, kita bisa mengantisipasinya dengan membawa keperluan pribadi seperti obat-obatan, perawatan tubuh dan pakaian yang layak. Jika kita tidak terbiasa kedinginan dan mudah masuk angin, terutama pada malam hari, kita bisa membawa minyak angin atau jamu penghangat tubuh.
Kemudian, karena udara di Arab kering, jamaah haji khususnya wanita perlu membawa lotion agar kulit tetap lembab. Selain itu, wanita harus mengenakan pakaian yang sopan dan tertutup. Masker wajah diperlukan untuk menjaga pernapasan, terutama saat bepergian ke luar saat ada angin kencang yang dapat membawa pasir.
Ada sejumlah aturan terkait kesopanan di negara Islam ini, yang terangkum dalam Piagam Kesopanan Publik. Secara umum, seperti dikutip dari visitsaudi.com, setiap orang harus berpakaian sopan dan wanita harus menutupi bahu dan lutut di tempat umum. Di tempat umum, orang juga tidak diperbolehkan untuk bercumbu dan menggunakan bahasa kasar atau menunjukkan sikap yang menyinggung.
Selain itu, tidak diperbolehkan membawa, membeli dan mengkonsumsi minuman beralkohol di Arab. Juga tidak diperbolehkan melakukan tindakan yang menunjukkan kebencian, rasisme, diskriminasi, dan perilaku tidak senonoh termasuk kekerasan seksual. Pelanggar aturan kesusilaan ini akan dikenakan denda mulai dari SAR50 hingga SAR6.000 (Rp180.000 hingga Rp2,25 juta).
Ada beberapa kebiasaan baik orang Arab asli. Salah satunya ketika adzan terdengar, setiap orang harus segera meninggalkan aktivitas atau pekerjaannya dan pergi sholat berjamaah di masjid. Maka tidak heran jika para pedagang di pasar hanya meninggalkan dagangannya saat mendengar adzan.
Contoh lain, orang Arab terbiasa dengan suara keras dalam mengekspresikan kekuatan dan ketulusan. Namun, hal ini tidak boleh disalahartikan bahwa mereka mudah marah, hanya saja kebiasaan mereka seperti itu. Di sisi lain, wanita tidak perlu tersenyum untuk menunjukkan kesopanan karena dapat diartikan sebagai menggoda dalam budaya Arab.
Sebelum berangkat ke Tanah Suci, calon jemaah haji sangat disarankan untuk mengikuti ritual atau demonstrasi pelaksanaan ibadah yang diselenggarakan oleh biro perjalanan. Dalam ritual, kita bisa mempelajari praktik ritual dengan kondisi serupa di Tanah Suci dan bertanya kepada pemandu umrah tentang hal-hal yang tidak kita pahami.
Umrah adalah ibadah yang ditujukan bagi orang yang mampu, termasuk yang mampu secara materi. Menabung di reksa dana bisa menjadi alternatif untuk memampukan diri Anda pergi ke Tanah Suci tanpa utang.